KEPASTIAN HUKUM PENILAIAN KEBARUAN DESAIN INDUSTRI DI INDONESIA BERDASARKAN PENDEKATAN KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN PERBANDINGAN HUKUM

Penulis

  • Ranti Fauza Mayana Program Studi Kenotariatan Universitas Padjadjaran Bandung

DOI:

https://doi.org/10.23969/litigasi.v18i1.602

Abstrak

 

Perlindungan Desain Industri, seperti halnya kekayaan intelektual didasarkan pada kemampuan kreativitas manusia melalui cipta, rasa dan karsa. Menurut Pasal 25 ayat (1) TRIPs Agreement Desain Industri yang dilindungi adalah Desain Industri yang baru atau orisinal, ketentuan ini menganut asas bahwa kebaruan suatu desain diperoleh ketika desain significantly differ dari yang sebelumnya, kebaruan disini mencakup newness / novelty  dan originality, artinya kebaruan merupakan dasar utama pemberian hak Desain Industri, sedangkan asas ini tidak sepenuhnya diadopsi dalam ketentuan Desain Industri. Ketentuan Desain Industri di Indonesia hanya mensyaratkan kebaruan tanpa memberikan kejelasan mengenai bagaimana menginterpretasikan syarat kebaruan sehingga banyak sekali Hak Desain Industri yang diperoleh berdasarkan pendekatan Minor Change dimana sedikit saja perbedaan pada bentuk dan konfigurasi pada dasarnya telah menunjukkan adanya kebaruan. Pendekatan minor change dianggap mengesampingkan aspek orisinalitas dan kurang dapat memberikan kepastian hukum pemegang Hak Desain Industri terdaftar. Tulisan ini bertujuan menggali pendekatan minor change sebagai dasar penilaian kebaruan Desain Industri dalam perspektif perbandingan hukum dibeberapa negara dunia yaitu Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa dan Australia sebagai bahan kajian dan referensi dalam upaya pembentukan perlindungan Hak Desain Industri di Indonesia yang dapat memberikan kepastian hukum.

Kata Kunci: Kebaruan Desain Industri, Perbandingan Hukum.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Ranti Fauza Mayana, Program Studi Kenotariatan Universitas Padjadjaran Bandung

Dosen Program Studi Kenotariatan Universitas Padjadjaran Bandung

Referensi

Afori, O. (2008). Reconceptualizing Property in Designs. Cardozo Arts & Entertaintment Law Journal, 25(Maret), 1107–1108.

Australian Government. Article 16 (2) of Australian Design Act 2003. (2003).

Blakeney, M. (1996). Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights : A Concise Guide to the TRIPs Agreement. Great Britain: Sweet and Maxwell.

Chapter 1502.01. (2015). Distinction Between Design and Utility Patents [R-07.2015] United States Manual of Patent Examining Procedure. United State.

Community, I. P. (2005, March). Intellectual Property Community. Bulletin No.8, Bulletin No.8, APIC/JIII.

David I Bainbridge. (2002). Intellectual Property. Essex: Pearson Education Limited.

European Community Design Regulation (CDR). Article 3 verse (1) of The European Community Design Regulation (CDR) (2002).

European Community Design Regulation (CDR). Article 3 verse (2) of The European Community Design Regulation (CDR) (2002).

I. Morris, A.I. and Quest, B. (1987). Design: The Modern Law and Practice. London: Butterworth.

Insan Budi Maulana. (2005). Bianglala HaKI. Jakarta: Hecca Mitra Utama.

J. Saidman, P. (1989). The Glass Slipper Approach to Protecting Industrial Designs or When the Shoe Fits, Wear it,. University of Baltimore Law Review, Volume 19,(Issue 1), 167–183.

Japan. Article 2 of Japan Design Act (Act No. 125 of April 13, 1959) (1959).

Japan. Article 5 verse (2) of Japan Design Act (Act No. 125 of April 13, 1959) (1959).

Japan. (2015). Design Act (Act No. 125 of 1959, as amended up to Act No. 36 of May 14, 2014). Retrieved from http://www.wipo.int/wipolex/en/details.jsp?id=5079

Kawasoe, F. (2002). Outline of the Japaneese Design Law, Japan Patent Office (JPO). Asia Pacific Industrial Property Center (APIC) and JIII, 18.

McKeough, Jill - Stewart, Andrew and Griffith, P. (2004). Intellectual Property In Australia. Australia: Lexis Nexis Butterworts.

Pasal 1 angka 1 UU No. 20. Tentang Merek dan Indikasi Geografis (2016).

Pasal 1 ayat (1) UU No. 31. Tentang Desain Industri (2000).

Pasal 2 ayat (2) UU No. 31. Tentang Desain Industri (2000).

Property, A. C. on I. (2013a, September). Review of The Designs System. Australian Government, September, 9.

Property, A. C. on I. (2013b, September). Review of The Designs System. Australian Government, September, 21.

Saidin, O. (2007). Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: Rajawali Press.

Sayma Rahman, S. (2014). Industrial Design in Different Jurisdiction : A Comparison of Laws, ,. Journal of Intellectual Property Rights, Vol.19, Me, 223 – 228.

Schickl, L. (2013). Protection of Industrial Design in the United States and in the European Union – Different Concept or Different Labels? The Journal of World Intellectual Property, 16, March(1–2), 15–38.

Soeparman, A. (2013a). Desain Industri Berdasarkan Penilaian Kebaruan Desain Industri. Bandung: Alumni.

Soeparman, A. (2013b). Hak Desain Industri Berdasarkan Penilaian Kebaruan Desain Industri. Bandung: Alumni.

Soeparman, A. (2013c). Hak Desain Industri Berdasarkan Penilaian Kebaruan Desain Industri. Bandung: Alumni.

Soeparman, A. (2013d). Hak Desain Industri Berdasarkan Penilaian Kebaruan Desain Industri. Bandung: Alumni.

UNCTAD & ICTSD. (2005). Resource Book on TRIPs and Development. New York: Cambridge University Press.

United States Code. (2001). Section 102 United States Code Title 35. United State.

USPTO. (2010). Relationship Between Design, Patent, Copyright and Trademark. Manual of Patent Examining Procedure (MPEP) USPTO 1512, Edisi Revi(Juli).

UU No. 31. Tentang Desain Industri (2000).

W. Gray, Brian and Bouzalas, E. (2001). Industrial Design Rights : An International Perspective. London: Kluwer Law International and International Bar Association.

Telah diserahkan

2017-12-08

Diterima

2018-03-02

Diterbitkan

2018-03-09

Terbitan

Bagian

Articles