PANDANGAN FILOSOFI PENDIRI BANGSA TERHADAP KONSEP “MERDEKA BELAJAR”
DOI:
https://doi.org/10.23969/jp.v8i1.6970Keywords:
Kata kunci: Merdeka Belajar, pendiri bangsa, filosofi Pendidikan.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pandangan filosofi pendiri bangsa di antaranya pandangan menurut Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan Dewantara terhadap kurikulum “Merdeka Belajar” yang baru-baru ini ditetapkan oleh Kemendikbud. Adapun jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan pendekatan Historical Research atau dapat disebut juga dengan pendekatan sejarah menurut (Sukmana, 2021). Adapun metode pendekatan dalam penelitian ini ada empat yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber sekunder yaitu memperoleh data dari tulishan-tulisan masa lalu seperti dari buku masa lampau, artikel ilmiah, dan lain sebagainnya. Objek penelitian ini adalah artikel dengan judul pandangan filosofi pendiri bangsa terhadap “Merdeka Belajar”. Adapun yang dimaksud dengan “Merdeka Belajar” adalah memiliki kebebasan dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman dengan tujuan supaya terciptanya seseorang yang berkarakter. Berdasarkan pandangan pendiri bangsa maksud “Merdeka Belajar” adalah memberikan hak dalam bentuk kebebasan kepada seseorang dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman dengan tujuan akhirnya dapat menciptakan seseorang yang berkarakter mulia sesuai dengan pilar bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Pancasila. Adapun menurut pendiri bangsa seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan Dewantara menganggap bahwa Pendidikan ini adalah mendidik seseorang agar menjadi manusia yang berkarakter melalui jiwa yang merdeka, tidak ada paksaan dari segimanapun itu. Menurut pandangan Soekarno terhadap “Merdeka Belajar” ini adalah untuk menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi pendidik maupun peserta didik. Menurut Mohammad Hatta beranggapan bahwa “Merdeka Belajar ini hanya berperan sebagai pengembang kemampuan peserta didik saja. Sedangkan menurut Sjahrir pandangan terhadap “Merdeka Belajar adalah” sebagai wadah pengembangan politik namun bukan untuk menetapkan tujuan-tujuan pendidikan yang pragmatis. Dan menurut Ki Hadjar Dewantara berpandangan bahwa “Merdeka Belajar” ini adalah Pendidikan harus sesuai dengan koordinat alam.Downloads
References
Abdussamad, Z. (2022). Buku Metode Penelitian Kualitatif.
Amelia, D., Firman, F., & Rusdinal, R. (2019). Pendidikan dalam Pemikiran Mohammad Hatta. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(6), 1506–1513.
Aulia, N. I. P., & Araniri, N. (2021). Peran Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Konselor Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Al-Mau’izhoh, 3(1), 9. https://doi.org/10.31949/am.v3i1.3194
Daga, A. T. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah Dasar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(3), 1075–1090. https://doi.org/10.31949/educatio.v7i3.1279
Deni Sopiansyah, dkk. 2022. Konsep dan Implementasi Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar
Kampus Merdeka ) .RESLAJ: Religion Education Social Laa Roiba Journal Vol 4 No1
Fabiana Meijon Fadul. (2019). 済無No Title No Title No Title.
Fatwa, V. C., Septian, A., & Inayah, S. (2019). Kemampuan Literasi Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(3), 389–398. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i3.535
Fauziah, A., Rosnaningsih, A., & Azhar, S. (2017). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Minat Belajar Siswa Kelas Iv Sdn Poris Gaga 05 Kota Tangerang. Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 4(1), 47. https://doi.org/10.26555/jpsd.v4i1.a9594
Gautama, K. (2022). Lembaga Pendidikan, akreditasi, revolusi mental, merdeka belajar. Jurnal Prodi Seni Murni, 1(1), 63–86. http://www.jurnal.senirupaikj.ac.id/index.php/natar/article/view/146/124
Hafidhuddin, D. (2004). Islam Aplikatif. Jakarta: Gema Insani Press
Hatta, M. (2016). Untuk Negeriku Berjuang dan Dibuang Sebuah Otobiografi. Jakarta: Gramedia.
Ilmiah, J., Education, M., Ilmiah, J., & Education, M. (2020). Jurnal Ilmiah Mandala Education. 6(1), 126–136.
Istiq’faroh, N. (2020). Relevansi Filosofi Ki Hajar Dewantara Sebagai Dasar Kebijakan Pendidikan Nasional Merdeka Belajar Di Indonesia. Lintang Songo : Jurnal Pendidikan, 3(2), 1–10. https://www.journal.unusida.ac.id/index.php/jls/article/view/266
Kumalasari, D. (2018). Agama dan budaya sebagai basis pendidikan karakter di sekolah. Yogyakarta: Sulih Media.
Nurhayati, & Nasution, J. S. (2022). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Pada Siswa Kelas Viii Smpit Fajar Ilahi Batam. Jurnal AS-SAID, 2(1), 100–115. https://e-journal.institutabdullahsaid.ac.id/index.php/AS-SAID/article/view/77/39
Nurpiddin, A., Samsudin, S., & Sulasman, S. (2022). Historiografi H. Rosihan Anwar Dalam Penulisan Sejarah Di Indonesia Tahun 1945-2011. Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 19(1), 81–91. https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i1.16116
Pangestu, D. A., & Rochmat, S. (2021). Filosofi Merdeka Belajar Berdasarkan Perspektif Pendiri Bangsa. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(1), 78–92. https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i1.1823
Sherly, Dharma, E., & Sihombing, B. H. (2020). Merdeka Belajar di Era Pendidikan 4.0. Merdeka Belajar: Kajian Literatur, 184–187.
Soekarno. (2019). Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I. Jakarta: Yayasan Bung Karno.
Sukmana, W. J. (2021). Metode Penelitian Sejarah (Metode Sejarah). Seri Publikasi Pembelajaran, 1(2), 1–4.
Wekke, I.S. (2019). Metode Penelitian Sosial. Kulon Progo: Gawe Buku.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.