Analisis Miskonsepsi Pada Materi Operasi Bilangan Bulat dan Pecahan pada Buku Pembelajaran Matematika
DOI:
https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.33377Keywords:
miskonsepsi, operasi bilangan bulat, buku ajar matematika, analisis isi, kesalahan konsepAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis miskonsepsi yang terdapat pada buku ajar matematika terkait materi operasi bilangan bulat. Buku ajar memiliki peranan penting sebagai sumber utama belajar siswa, sehingga kejelasan konsep yang disajikan menjadi faktor krusial dalam membangun pemahaman matematika. Namun, hasil telaah menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa penyajian materi yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi, khususnya pada penjelasan operasi pengurangan bilangan bulat yang melibatkan tanda negatif, serta pada representasi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi (content analysis) dengan menelaah beberapa buku ajar matematika tingkat sekolah menengah pertama. Data dianalisis berdasarkan indikator miskonsepsi yang umum terjadi pada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi pada buku ajar muncul dalam bentuk penyajian contoh soal yang tidak konsisten, penggunaan ilustrasi yang membingungkan, serta penekanan yang berlebihan pada prosedural tanpa mengaitkan makna konsep. Temuan ini mengindikasikan perlunya perbaikan dalam penyusunan buku ajar, khususnya dengan menambahkan representasi visual, konteks nyata, dan penjelasan konseptual yang lebih komprehensif agar siswa dapat memahami operasi bilangan bulat secara benar dan bermakna.
Downloads
References
bervariasi serta penjelasan yang lebih rinci
tentang alasan di balik setiap aturan
operasi bilangan bulat. Buku ajar
sebaiknya tidak hanya menampilkan
langkah-langkah prosedural, tetapi juga
memuat penekanan pada alasan logis dari
setiap konsep, sehingga siswa tidak hanya
menghafal aturan tetapi juga memahami
maknanya.
Ketiga, bagi peneliti selanjutnya,
diharapkan penelitian tentang
miskonsepsi ini dapat diperluas pada
materi matematika lain atau dilakukan
dengan melibatkan subjek penelitian yang
lebih beragam. Penelitian lebih lanjut juga
dapat menggunakan metode kualitatif
dengan wawancara mendalam untuk
menggali lebih detail bagaimana pola
berpikir siswa saat menghadapi operasi
bilangan bulat, sehingga diperoleh
gambaran yang lebih komprehensif
tentang sumber miskonsepsi.
Keempat, bagi sekolah dan
pemangku kebijakan pendidikan, perlu
adanya pelatihan berkelanjutan bagi guru
untuk memahami strategi pembelajaran
yang efektif dalam mengatasi
miskonsepsi. Pelatihan ini dapat
mencakup penggunaan pendekatan
pembelajaran berbasis konstruktivisme,
pemanfaatan teknologi pendidikan, serta
pembiasaan refleksi atas kesalahan umum
siswa. Dengan demikian, diharapkan guru
dapat lebih siap dalam mengidentifikasi,
menganalisis, dan memperbaiki
miskonsepsi yang muncul di kelas.
Dengan menerapkan saran-saran
tersebut, diharapkan pembelajaran
matematika khususnya pada materi
operasi bilangan bulat dapat berjalan lebih
efektif, siswa memperoleh pemahaman
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
















