Analisis Miskonsepsi Pada Materi Operasi Bilangan Bulat dan Pecahan pada Buku Pembelajaran Matematika

Authors

  • Iren Kurnia Nadapdap Universitas Negeri Medan
  • Aloi Hasugian Universitas Negeri Medan
  • Maria Florentina Togatorop Universitas Negeri Medan
  • Aghniya Rahmi Universitas Negeri Medan
  • Wingston Leonard Sihombing Universitas Negeri Medan

DOI:

https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.33377

Keywords:

miskonsepsi, operasi bilangan bulat, buku ajar matematika, analisis isi, kesalahan konsep

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis miskonsepsi yang terdapat pada buku ajar matematika terkait materi operasi bilangan bulat. Buku ajar memiliki peranan penting sebagai sumber utama belajar siswa, sehingga kejelasan konsep yang disajikan menjadi faktor krusial dalam membangun pemahaman matematika. Namun, hasil telaah menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa penyajian materi yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi, khususnya pada penjelasan operasi pengurangan bilangan bulat yang melibatkan tanda negatif, serta pada representasi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi (content analysis) dengan menelaah beberapa buku ajar matematika tingkat sekolah menengah pertama. Data dianalisis berdasarkan indikator miskonsepsi yang umum terjadi pada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi pada buku ajar muncul dalam bentuk penyajian contoh soal yang tidak konsisten, penggunaan ilustrasi yang membingungkan, serta penekanan yang berlebihan pada prosedural tanpa mengaitkan makna konsep. Temuan ini mengindikasikan perlunya perbaikan dalam penyusunan buku ajar, khususnya dengan menambahkan representasi visual, konteks nyata, dan penjelasan konseptual yang lebih komprehensif agar siswa dapat memahami operasi bilangan bulat secara benar dan bermakna.

Downloads

Download data is not yet available.

References

bervariasi serta penjelasan yang lebih rinci

tentang alasan di balik setiap aturan

operasi bilangan bulat. Buku ajar

sebaiknya tidak hanya menampilkan

langkah-langkah prosedural, tetapi juga

memuat penekanan pada alasan logis dari

setiap konsep, sehingga siswa tidak hanya

menghafal aturan tetapi juga memahami

maknanya.

Ketiga, bagi peneliti selanjutnya,

diharapkan penelitian tentang

miskonsepsi ini dapat diperluas pada

materi matematika lain atau dilakukan

dengan melibatkan subjek penelitian yang

lebih beragam. Penelitian lebih lanjut juga

dapat menggunakan metode kualitatif

dengan wawancara mendalam untuk

menggali lebih detail bagaimana pola

berpikir siswa saat menghadapi operasi

bilangan bulat, sehingga diperoleh

gambaran yang lebih komprehensif

tentang sumber miskonsepsi.

Keempat, bagi sekolah dan

pemangku kebijakan pendidikan, perlu

adanya pelatihan berkelanjutan bagi guru

untuk memahami strategi pembelajaran

yang efektif dalam mengatasi

miskonsepsi. Pelatihan ini dapat

mencakup penggunaan pendekatan

pembelajaran berbasis konstruktivisme,

pemanfaatan teknologi pendidikan, serta

pembiasaan refleksi atas kesalahan umum

siswa. Dengan demikian, diharapkan guru

dapat lebih siap dalam mengidentifikasi,

menganalisis, dan memperbaiki

miskonsepsi yang muncul di kelas.

Dengan menerapkan saran-saran

tersebut, diharapkan pembelajaran

matematika khususnya pada materi

operasi bilangan bulat dapat berjalan lebih

efektif, siswa memperoleh pemahaman

Downloads

Published

2025-09-11

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2