MISKONSEPSI DALAM MEMAHAMI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS
DOI:
https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.33346Keywords:
Miskonsepsi matematika, Barisan dan deret aritmatika, Studi literatur.Abstract
Barisan dan deret aritmatika merupakan salah satu materi penting dalam kurikulum matematika SMA yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga memiliki penerapan praktis dalam kehidpuan sehari-hari, seperti perhitungan bunga tunggal, anuitas, dan proyeksi pertumbuhan penduduk. Namun, dalam praktik pembelajaran, banyak siswa mengalami kesulitan memahami konsep dasar ini sehingga memunculkan berbagai miskonsepsi. Kesalahan yang sering muncul antara lain menyamakan barisan dengan deret, salah subtitusi rumus suku ke-n, keliru menentukan tanda beda (positif atau negatif), serta penggunaan rumus jumlah n suku pertama yang tidak sesuai dengan konteks. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji kesalahan umum dalam memahami barisan dan deret aritmatika. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan menelaah Modul Matematika Umum Kelas XI Barisan dan Deret terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2020) sebagai rujukan utama. Analisis dilakukan dengan cara meninjau defenisi, rumus, contoh soal, serta latihan yang tersedia dalam modul, kemudian mengelompokkan potensi miskonsepsi yang sering dialami siswa. Hasil kajian menunjukkan bahwa miskonsepsi paling banyak terjadi pada tahap dasar, yaitu saat siwa membedakan antara barisan (urutan bilangan) dengan deret (penjumlahan suku-suku), serta dalam penggunaan rumus matematika secara konsisten. Kesalahan dalam menafsirkan soal cerita juga menjadi faktor dominan yang yang memengaruhi rendahnya kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep aritmatika pada permasalahan nyata. Dengan demikian, pemahaman yang benar mengenai konsep dasar dan latihan intensif dalam soal kontekstual sangat diperlukan untuk meminimalisir miskonsepsi.
Downloads
References
dan rentan menimbulkan kesalahan hitung. Hal ini menandakan bahwa siswa masih kesulitan menerapkan rumus deret aritmatika pada situasi nyata. Dari keseluruhan temuan, jelas terlihat bahwa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal barisan dan seret aritmatika meliputi kesalahan konseptual, prosedural, serta penerapan rumus deret. Kesalahan dalam memahami tanda positif dan negatif pada beda, serta kekeliruan dalam menggunakan rumus jumlah n suku pertama, menunjukkan bahwa siswa lebih banyak menghafal rumus tanpa memahami hubungan antar konsep. Oleh karena itu, guru perlu memberikan penakanan lebih besar menentukan tanda beda, serta menekankan keterkaitan antara barisan dan deret aritmatika. Dengan demikian, siswa dapat lebih terampil dalam menggunakan rumus, baik dalam soal rutin maupun soal kontekstual.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian literatur, dapat disimpulkan bahwa kesalahpahaman dalam mempelajari barisan dan deret aritmetika umumnya muncul karena miskonsepsi mendasar, khususnya dalam membedakan antara barisan (urutan bilangan) dengan deret (penjumlahan suku-suku). Selain itu, kesalahan juga banyak terjadi dalam penggunaan rumus suku ke-n, penentuan tanda beda, dan penerapan rumus jumlah n suku pertama. Penyebab utamanya adalah kecenderungan siswa menghafal rumus tanpa memahami konsep, serta kesulitan menafsirkan soal-soal kontekstual. Oleh karena itu, guru perlu menekankan pemahaman konsep dasar terlebih dahulu sebelum memberikan soal yang lebih kompleks.
Saran
1. Guru disarankan menggunakan strategi pembelajaran yang berfokus pada pemahaman konsep, misalnya melalui metode penemuan terbimbing atau diskusi kelompok.
2. Siswa sebaiknya dilatih mengerjakan soal kontekstual agar mampu menghubungkan konsep barisan dan deret dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
3. Penelitian selanjutnya dianjurkan melibatkan data empiris dari siswa, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih menyeluruh
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
















