ANALISIS LEARNING OBSTACLES PADA MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penulis

  • Siti Maryam Rohimah Universitas Pasundan
  • Darta Darta Universitas Pasundan
  • Reva Intelliana Anggraeni Universitas Pasundan

DOI:

https://doi.org/10.23969/symmetry.v7i2.6386

Kata Kunci:

Didactical obstacle, epistemological obstacle, learning obstacle, ontogenic obstacle, pecahan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya hambatan-hambatan belajar (learning obstacles) yang terjadi pada siswa terutama pada materi pecahan kelas IV dan upaya untuk mengatasi learning obstacle tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sampel pada penelitian ini adalah 17 orang siswa kelas IV SDN Kopo 04 tahun ajaran 2021/2022 dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data primer dan untuk pengambilan data peneliti menggunakan instrumen tes dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ditemukan learning obstacles dengan kategori ontogenic obstacle yaitu bahwa siswa belum memahami bagaimana mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Siswa juga mengalami epistemological obstacle jika dihadapkan dengan konteks soal yang berbeda dari yang dicontohkan oleh guru dalam buku dan keliru memahami maksud soal. Selain itu ditemukan didactical obstacle dimana siswa belum bisa menempatkan pembilang dan penyebut, siswa juga tidak mengetahui definisi dari pecahan dan konsep pecahan sebagai bagian dari satu utuh serta pecahan sebagai bagian dari kelompok, karena diakibatkan oleh pengajaran guru yang kurang tepat. Serta ditemukan pula upaya untuk mengatasi learning obstacle yang ditemukan seperti mengadakan remidial, pengayaan, menggunakan model pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education), sering melakukan latihan soal, dan menggunakan media belajar lain selain buku. Upaya untuk mengatasi learning obstacles yang ditemukan diharapkan dapat direalisasikan untuk meminimalisir hambatan belajar yang dialami siswa.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Brouseau, G. (2002). Theory of Didactical Situation in Mathematics. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Keijzer, R. (2003). Teaching Formal Mathematics in Primary Education. Fraction Learning as Mathematising Process. PhD Thesis: Vrije Universiteit Amsterdam.

Kemendikbud. (2022). Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika pada Kurikulum Merdeka (Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022). Jakarta: Kemdikbud.

Lortie-Forgues, H., Tian, J., & Siegler, R. S. (2015). Why Is Learning Fraction and Decimal Arithmetic So Difficult?. Developmental Review, 38, 201-221.

Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

OECD. (2018). PISA 2021 Mathematics Framework (Second Draft). Paris: OECD Publishing.

Pane, A. & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 3(2), 333-352.

Stacey, K. (2011). The PISA View of Mathematics Literacy in Indonesia. IndoMS J.M.E., 2(2), 95-126.

Sudjana, N. (2010). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabeta

Zulkardi, & Putri, R. I. I. (2006). Mendesain sendiri soal kontekstual matematika. Konferensi Nasional Matematika XIII Semarang, 1–7.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-12-31