Analisis Miskonsepsi Definisi Bilangan Prima dalam Buku Ajar Matematika

Authors

  • Indah Ayu Ramadany Universitas Negeri Medan
  • Nurul Azmira Pane Universitas Negeri Medan
  • Yolanda Naomi Sagala Universitas Negeri Medan
  • Steven Samuel Harianja Universitas Negeri Medan
  • Wingston Leonard Sihombing Universitas Negeri Medan

DOI:

https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.33153

Keywords:

bilangan prima, miskonsepsi, definisi, buku ajar

Abstract

Definisi matematika adalah hal utama dalam menunjang pemahaman konsep pada peserta didik. Salah satu konsep yang kerap muncul dalam kurikulum matematika adalah bilangan prima. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian definisi bilangan prima yang disajikan dalam buku ajar matematika dengan bukti nyata dari bilangan prima itu sendiri dalam literatur matematika. Penelitian ini dibuat menggunakan metode analisis kualitatif-deskriptif dengan metode analisis isi terhadap buku ajar matematika. Hasil dari analisis menunjukkan adanya ketidaktepatan dan miskonsepsi terhadap definisi bilangan prima. Miskonsepsi ini berpotensi menimbulkan kebingungan dalam pemahaman konsep bilangan prima, terutama pada bilangan 1 yang termasuk kedalam bilangan prima jika disesuaikan dengan konsep yang berlaku. Penelitian ini merekomendasikan perlunya ada evaluasi dan revisi terhadap buku ajar matematika agar sejalan dengan kaidah matematika yang benar dan mendukung perkembangan proses pembelajaran matematika.

Downloads

Download data is not yet available.

References

miskonsepsi konseptual pada siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan beberapa langkah perbaikan, yaitu:

1. Menggunakan definisi yang lebih akurat, misalnya: “Bilangan prima adalah bilangan asli lebih dari 1 yang hanya memiliki dua faktor positif, yaitu 1 dan dirinya sendiri.” Definisi ini secara jelas membatasi ruang lingkup bilangan, faktor yang dimaksud, dan pengecualian terhadap bilangan 1.

2. Menyajikan pembuktian secara sistematis, dengan cara:

a. Menuliskan faktor - faktor suatu bilangan secara eksplisit.

b. Menunjukkan alasan mengapa bilangan tertentu bukan prima.

c. Menyajikan contoh kontra agar siswa tidak salah menggeneralisasi.

3. Menggunakan pendekatan visual dan analitis seperti tabel pembagi atau diagram pohon faktor agar pemahaman siswa lebih konseptual dan tidak hanya berbasis hafalan.

Dengan langkah-langkah ini, siswa diharapkan mampu memahami konsep bilangan prima secara lebih mendalam, tidak hanya menghafal deretannya, tetapi juga mampu membedakan secara tepat antara bilangan prima dan bukan prima

Kesimpulan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa definisi dan pembuktian bilangan prima dalam buku ajar Matematika Sekolah Menengah masih berpotensi menimbulkan miskonsepsi. Untuk itu, diperlukan perumusan definisi yang lebih akurat, yaitu bahwa bilangan prima adalah bilangan asli lebih dari 1 yang hanya memiliki dua faktor positif, yaitu 1 dan dirinya sendiri, serta penyajian pembuktian yang jelas, logis, dan disertai contoh kontra agar siswa memahami konsep bilangan prima secara benar dan tidak hanya sekadar menghafal.

Daftar Pustaka

Amaliyah, A., Juliasih., Ardani, R., Putri, A., & Rismawati, P. (2022). Miskonsepsi penyelesaian soal cerita matematika pada materi FPB dan KPK. Jurnal Ilmiah Pendidikan. 1(6): 645-652.

Aras, L. (2020). Bilangan Pembelajarannya Pegangan Bagi Guru dan Calon Guru SD. Bandung: Pustaka Ramadhan

Arifin, Z. (2012). EVALUASI PEMBELAJARAN. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

As'ari, A.R., Tohir, M., Valentino, E., Imron, Z., & Taufiq, I. (2017). Matematika. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Downloads

Published

2025-09-04

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2