FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BENCANA BANJIR BANDANG DI KECAMATAN LUBUK SIKAPING, KABUPATEN PASAMAN
DOI:
https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.32387Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penebangan hutan terhadap banjir bandang di Kecamatan Lubuk Sikaping, dengan mempertimbangkan juga faktor pembukaan lahan dan sempitnya aliran sungai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di daerah rawan banjir bandang, dengan jumlah sampel sebanyak 153 responden yang dipilih secara purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket, sedangkan analisis data menggunakan uji regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (penebangan hutan, pembukaan lahan, sempitnya aliran sungai) terhadap variabel terikat (banjir bandang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya banjir bandang di Kecamatan Lubuk Sikaping. Penebangan hutan menyebabkan hilangnya tutupan vegetasi yang berfungsi menahan dan menyerap air hujan, sementara pembukaan lahan menyebabkan peningkatan limpasan permukaan dan erosi tanah. Sempitnya aliran sungai mengakibatkan berkurangnya kapasitas tampung sungai terhadap debit air yang meningkat saat musim hujan. Secara simultan, ketiga faktor ini menunjukkan hubungan yang kuat terhadap peningkatan frekuensi dan dampak banjir bandang. Temuan ini menegaskan pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, termasuk pengawasan terhadap aktivitas penebangan dan alih fungsi lahan, serta rehabilitasi sungai dan hutan sebagai bentuk mitigasi bencana.Downloads
References
Ketika aliran sungai menyempit,
volume air yang seharusnya dapat
ditampung oleh sungai tidak lagi
memadai, terutama saat terjadi curah
hujan ekstrem. Aliran air yang
seharusnya mengalir lancar menjadi
terhambat, sehingga tekanan
hidrostatik air meningkat dan air
mudah meluap. Kondisi ini diperburuk
oleh tumpukan material kayu dan
sampah dari penebangan liar yang
terbawa oleh arus, menciptakan
sumbatan-sumbatan yang memicu
luapan air secara tiba-tiba dan
merusak, sesuai dengan definisi banjir
bandang.
3. Keterkaitan Faktor-Faktor dan
Implikasi Terhadap Mitigasi
Bencana
Meskipun secara parsial hanya
pembukaan lahan dan penyempitan
aliran sungai yang signifikan, hasil uji
simultan menunjukkan bahwa ketiga
variabel—penebangan hutan,
pembukaan lahan, dan penyempitan
aliran sungai—secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang sangat kuat
dan signifikan terhadap bencana
banjir bandang. Temuan ini menyoroti
bahwa bencana ini merupakan
masalah multidimensional yang tidak
dapat diselesaikan dengan mengatasi
satu faktor saja. Penebangan hutan
dan pembukaan lahan di hulu
menyebabkan peningkatan limpasan
permukaan dan erosi, yang kemudian
mempercepat sedimentasi dan
penyempitan sungai di hilir.
Dengan demikian, upaya mitigasi
bencana banjir bandang di
Kecamatan Lubuk Sikaping harus
dilakukan secara terpadu. Pemerintah
dan masyarakat perlu bekerja sama
untuk menghentikan penebangan
hutan secara ilegal, menata kembali
kawasan lindung, dan mengendalikan
alih fungsi lahan. Selain itu,
normalisasi aliran sungai, termasuk
pengerukan sedimen, penertiban
bangunan di bantaran sungai, dan
edukasi tentang pengelolaan sampah,
menjadi langkah yang sangat krusial.
Pendekatan yang komprehensif ini,
yang melibatkan konservasi hulu dan
pengelolaan hilir, adalah kunci untuk
mengurangi risiko bencana banjir
bandang di masa mendatang.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa bencana
banjir bandang di Kecamatan Lubuk
Sikaping merupakan akibat dari
interaksi kompleks antara faktor alami
dan aktivitas manusia. Ada hubungan
yang signifikan antara penebangan
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.