PROBLEMATIKA PERKAWINAN DINI PADA MASYARAKAT ADAT SUKU ANAK DALAM BATIN SEMBILAN STUDI KASUS DI DESA NYOGAN, KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI
DOI:
https://doi.org/10.23969/jp.v10i04.38208Keywords:
Customary Law, Suku Anak Dalam, Early Marriage, Maqasid al-Shariah, Child ProtectionAbstract
This study aims to analyze the role of customary law within the Suku Anak Dalam (SAD) Batin 9 community in addressing the practice of early marriage and to examine the extent to which these customary values align with the principles of Maqasid al-Shariah. The research employs a qualitative approach with a descriptive-analytical method. Data were collected through interviews with traditional leaders, village authorities, and individuals involved in early marriages, as well as direct observation of customary ceremonies and family deliberation processes. The findings reveal that within the Batin 9 customary legal system, decisions regarding early marriage are reached through extended family deliberation and an assessment of the couple’s preparedness by customary elders. Customary norms emphasize physical, psychological, and economic readiness as the basis for validating a marriage, rather than solely relying on biological age. This principle reflects the values of ḥifẓ al-nafs (protection of life) and ḥifẓ al-nasl (protection of lineage) as articulated in the Maqasid al-Shariah. However, the practice of conducting marriages without official state registration creates legal and social complications, particularly concerning inheritance rights and access to public services. The study concludes that the SAD Batin 9 customary law embodies protective values that are consistent with the objectives of Islamic law, yet greater harmonization with Indonesian positive law is necessary to ensure comprehensive child protection. Integrating customary norms, religious principles, and national law is essential to achieving public welfare (maṣlaḥa) for indigenous communities without diminishing their cultural identity.
Downloads
References
Al-Qaradawi, Y. (2019). Maqasid al-Syari’ah: Tujuan dan Hikmah di Balik Hukum Islam. Jurnal Fiqh dan Hukum Islam, 17(2), 134–150.
Al-Syatibi, A. I. (2003). Al-Muwafaqat. Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiyah.
Al-Zuhaili, W. (2011). Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Jilid 7. Damaskus: Dar al-Fikr.
Āshūr, M. T. B. (2011). Maqāṣid al-Sharī‘ah al-Islāmiyyah. Beirut: Dār al-Nafā’is.
Auda, J. (2008). Maqasid al-Shariah as Philosophy of Islamic Law. London: IIIT.
Badali, M. A., Al-Madani, M. R., Fatimatuzzahra, N., Karima, S., & Efendy, N. (2024). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Angka Pernikahan Dini di Kecamatan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Interdisciplinary Explorations in Research Journal, 2(3), 1394-1403.
Berta, A. E. V. (2014). People of the jungle: Adat, women and change among Orang Rimba (Master's thesis).
Bukido, R. (2018). Perkawinan di bawah umur: penyebab dan solusinya. Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah Dan Hukum, 5(2), 188-198.
Fauzi, I. (2022). Analisis Keterkaitan Antara Maqasid Syariah dan Tradisi Ekonomi Adat Nusantara. Jurnal Ekonomi Islam, 11(1), 45–59.
Fuadi, A., Fitriyani, F., Muthahir, A., & Sy, D. A. (2023). Perkawinan Adat Suku Anak Dalam (Sad) Perspektif Uu No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Studi Kasus Di Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan): Traditional Children Marriage In (Sad) Perspective Law No. 1 Year 1974 Concerning Marriage (Case Study in North Musi Rawas Regency, South Sumatra Province). Jurnal Hadratul Madaniyah, 10(1), 21-29.
Hakim, R. (2020). Sinergi Adat dan Syariah dalam Konsep Perlindungan Harta Masyarakat Tradisional. Jurnal Hukum Islam Nusantara, 8(2), 189–204.
Hidayati, R. (2016, June). Pergeseran Sistem Perkawinan dan Perceraian Pada Suku Anak Dalam. In Al-Risalah: Forum Kajian Hukum dan Sosial Kemasyarakatan (Vol. 16, No. 01, pp. 151-168).
Huda, M. (2021). Hukum Adat dan Maqasid Syariah: Sinergi antara Tradisi dan Syariat dalam Konteks Sosial Indonesia. Jurnal Hukum Islam, 13(1), 55–72.
Imron, A. (2013). Perlindungan dan Kesejahteraan Anak dalam Perkawinan di bawah umur. Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam, 13(2), 253-272.
Indrati, M. F. (2020). Persamaan Syarat Usia Perkawinan sebagai Wujud Kesetaraan Gender. Acta Diurnal: Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan Vol. 5, No. 2: 215.
Latif, A. (2020). Hifz al-Nafs sebagai Prinsip Perlindungan dalam Sistem Sosial Islam Tradisional. Jurnal Ilmu Syariah, 15(2), 145–162
Mahalli, A. M., & Hasbullah, A. R. (2004). Hadits-Hadits Muttafaq ‘Alaih. Jakarta: Kencana.
Mamahit, L. (2013). Hak Dan Kewajiban Suami Isteri Akibat Perkawinan Campuran Ditinjau Dari Hukum Positif Indonesia. Lex Privatum, 1(1).
Marzali, A. (2018). Orang Rimba, Orang Batin, dan Orang Melayu di Jambi. In Seminar Internasional Ke-3, Preserving Melayu Culture for Indonesia Integrity (pp. 24-30).
Moleong, L. J. (2021). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munawir, H. (2021). Keadilan Ekonomi dalam Perspektif Maqasid Syariah dan Hukum Adat Lokal di Indonesia. Jurnal Fiqh dan Hukum Islam, 14(2), 155–170.
Nawawi, Z. (2020). Hifz al-Mal dan Prinsip Pengelolaan Harta dalam Perspektif Islam. Jurnal Ekonomi Syariah, 12(3), 211–226.
Nurdin, A. (2021). Implementasi Nilai Maqasid Syariah dalam Praktik Adat Perkawinan Komunitas Adat di Sumatera. Jurnal Sosio-Religi, 9(3), 212–226.
Pusparisa, Y. (2020). Jutaan anak perempuan Indonesia lakukan pernikahan dini. Tersedia: https://databoks. katadata. co. id/datapublish/2020/09/11/jutaan-anakperempuan-indonesia-lakukan-pernikahandini.
Rahmad, A. (2021). Implementasi Maqasid Syariah dalam Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga Masyarakat Adat. Jurnal Hukum dan Sosial Islam, 9(1), 102–118.
Rahman, M. (2020). Kearifan Lokal dan Maqasid Syariah dalam Tradisi Adat Melayu Jambi. Jurnal Hukum dan Peradaban, 6(1), 88–102.
Sager, S. (2008). The Sky is our Roof, the Earth our Floor: Orang Rimba Customs and Religion in the Bukit Duabelas Region of Jambi, Sumatra.
Salim, E. F., Judiasih, S. D., & Yuanitasari, D. (2021). Persamaan Syarat Usia Perkawinan Sebagai Wujud Kesetaraan Gender Dalam Meminimalisir Perkawinan Bawah Umur Di Indonesia. ACTA DIURNAL Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan, 5(1), 1-19.
Sari, R., & Abdullah, F. (2023). Pendidikan Nilai dalam Perspektif Maqasid Syariah dan Adat Lokal di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam, 14(2), 189–205.
Shufiyah, F. (2018). Pernikahan dini menurut hadis dan dampaknya. Jurnal Living Hadis, 47-70.
Sudirman, L. (2023). Pendidikan Ekonomi Islam dalam Tradisi Adat Nusantara: Analisis Prinsip Hifz al-Mal. Jurnal Studi Sosial Islam, 11(1), 65–82.
Sugiyono, S. (2022). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suryani, L. (2021). Implementasi Maqasid Syariah dalam Pencegahan Pernikahan Dini di Komunitas Adat Jambi. Jurnal Hukum dan Masyarakat, 8(2), 154–170.
Syafruddin, H. (2023). Integrasi Hukum Adat dan Nilai Syariah dalam Pelestarian Kesejahteraan Sosial Komunitas Lokal. Jurnal Sosio-Religi, 10(1), 92–108.
Tirtosudarmo, R. (2022). Identitas dan Marjinalisasi: Orang Kubu, Orang Rimba, Suku Anak Dalam. KRITIS, 31(1), 59-79.
Tirtosudarmo, R. (2022). Identitas dan Marjinalisasi: Orang Kubu, Orang Rimba, Suku Anak Dalam. KRITIS, 31(1), 59-79.
Yosepha, P. (2021). Jutaan Anak Perempuan Indonesia Lakukan Pernikahan Dini. URL: https://databoks. katadata. co. id/datapublish/2020/09/11/jutaananak-perempuan-indonesialakukan-pernikahan-dini Diakses, 26.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
