ANALISIS SEMANTIK “HORAS” SEBAGAI SIMBOL IDENTITAS BUDAYA BATAK TOBA
DOI:
https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.34030Keywords:
Semantics, Horas, Symbols, Toba Batak CultureAbstract
This study attempts to uncover the semantic meaning of the term "Horas" as a symbol of the cultural identity of the Batak Toba people. The context of this study began with concerns about the declining awareness of the younger generation about the cultural meaning contained in traditional greetings. This study uses a qualitative descriptive approach using semantic analysis techniques that combine structural semantics and ethnolinguistic perspectives. Data were collected through comprehensive interviews with traditional spokespersons, supplemented by analysis of literature and cultural media. The findings of the study indicate that the term "Horas" not only signifies safety and well-being in the lexical sense, but also carries contextual meanings as prayers, blessings, spiritual support, and representations of social relationships. In various customary settings such as marriage, migration, death, and social events, "Horas" functions as a representation of noble values such as solidarity, respect, and family. The findings of this study emphasize that maintaining the important meaning of "Horas" is very important in order to uphold the cultural identity of the Batak Toba people and must be integrated through education and adaptive cultural media for future generations.Downloads
References
masyarakat. Namun, seiring
perkembangan zaman dan pengaruh
budaya luar, generasi muda Batak
Toba menghadapi tantangan besar
dalam mempertahankan warisan
budaya ini. Jika ungkapan "Horas"
dan nilai-nilai yang dikandungnya
mulai dilupakan, maka rasa
kekerabatan, kekeluargaan, dan
solidaritas sosial yang menjadi fondasi
masyarakat Batak Toba dapat terkikis
secara perlahan.
Oleh karena itu, generasi muda
perlu diberikan pemahaman yang
mendalam tentang makna budaya
Batak, khususnya melalui pendidikan
keluarga, sekolah, komunitas adat,
dan media digital yang relevan dan
menarik. Upaya pelestarian ini tidak
hanya penting untuk menjaga
keberlangsungan tradisi, tetapi juga
sebagai bentuk identitas diri yang
membanggakan. Disarankan agar
pemerintah daerah, lembaga
pendidikan, dan komunitas budaya
mendorong program-program
pembelajaran budaya lokal secara
aktif, termasuk mengintegrasikan
makna simbolik seperti "Horas" dalam
pembelajaran dan kegiatan
kebudayaan. Dengan demikian,
generasi muda tidak hanya akan
mengenal budayanya secara formal,
tetapi juga mampu memaknainya
secara emosional dan spiritual, serta
melestarikannya dalam kehidupan
sehari-hari sebagai warisan yang
hidup dan berkelanjutan.
E. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan
bahwa kata "Horas" dalam budaya
Batak Toba bukanlah sekadar sapaan
atau ucapan biasa, melainkan
merupakan simbol linguistik dan
budaya yang kaya makna. Secara
leksikal, "Horas" berarti aman, sehat,
dan sejahtera. Namun dalam konteks
budaya, kata ini memiliki makna
kontekstual yang dalam dan beragam
tergantung pada situasi sosial, adat,
maupun spiritual.
Analisis semantik melalui
pendekatan struktural dan
etnolingustik menunjukkan bahwa
"Horas" memiliki makna denotatif dan
konotatif yang melampaui arti
literalnya. Denotasinya merujuk pada
harapan akan keselamatan dan
kesehatan, sedangkan konotasinya
mencakup doa, restu, solidaritas
sosial, spiritualitas, serta
penghormatan terhadap nilai-nilai
luhur masyarakat Batak Toba.
Penggunaan kata ini dalam berbagai
konteks seperti pesta adat,
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.