ANALISIS SEMANTIK “HORAS” SEBAGAI SIMBOL IDENTITAS BUDAYA BATAK TOBA

Authors

  • Junifer Siregar Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
  • Fransiska Risnawati Aritonang, Novellyn Debora Sitorus Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
  • Novellyn Debora Sitorus , Rista Veronika Nainggolan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
  • Mei Pitriani Manurung Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

DOI:

https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.34030

Keywords:

Semantics, Horas, Symbols, Toba Batak Culture

Abstract

This study attempts to uncover the semantic meaning of the term "Horas" as a symbol of the cultural identity of the Batak Toba people. The context of this study began with concerns about the declining awareness of the younger generation about the cultural meaning contained in traditional greetings. This study uses a qualitative descriptive approach using semantic analysis techniques that combine structural semantics and ethnolinguistic perspectives. Data were collected through comprehensive interviews with traditional spokespersons, supplemented by analysis of literature and cultural media. The findings of the study indicate that the term "Horas" not only signifies safety and well-being in the lexical sense, but also carries contextual meanings as prayers, blessings, spiritual support, and representations of social relationships. In various customary settings such as marriage, migration, death, and social events, "Horas" functions as a representation of noble values such as solidarity, respect, and family. The findings of this study emphasize that maintaining the important meaning of "Horas" is very important in order to uphold the cultural identity of the Batak Toba people and must be integrated through education and adaptive cultural media for future generations.

Downloads

Download data is not yet available.

References

masyarakat. Namun, seiring

perkembangan zaman dan pengaruh

budaya luar, generasi muda Batak

Toba menghadapi tantangan besar

dalam mempertahankan warisan

budaya ini. Jika ungkapan "Horas"

dan nilai-nilai yang dikandungnya

mulai dilupakan, maka rasa

kekerabatan, kekeluargaan, dan

solidaritas sosial yang menjadi fondasi

masyarakat Batak Toba dapat terkikis

secara perlahan.

Oleh karena itu, generasi muda

perlu diberikan pemahaman yang

mendalam tentang makna budaya

Batak, khususnya melalui pendidikan

keluarga, sekolah, komunitas adat,

dan media digital yang relevan dan

menarik. Upaya pelestarian ini tidak

hanya penting untuk menjaga

keberlangsungan tradisi, tetapi juga

sebagai bentuk identitas diri yang

membanggakan. Disarankan agar

pemerintah daerah, lembaga

pendidikan, dan komunitas budaya

mendorong program-program

pembelajaran budaya lokal secara

aktif, termasuk mengintegrasikan

makna simbolik seperti "Horas" dalam

pembelajaran dan kegiatan

kebudayaan. Dengan demikian,

generasi muda tidak hanya akan

mengenal budayanya secara formal,

tetapi juga mampu memaknainya

secara emosional dan spiritual, serta

melestarikannya dalam kehidupan

sehari-hari sebagai warisan yang

hidup dan berkelanjutan.

E. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan

bahwa kata "Horas" dalam budaya

Batak Toba bukanlah sekadar sapaan

atau ucapan biasa, melainkan

merupakan simbol linguistik dan

budaya yang kaya makna. Secara

leksikal, "Horas" berarti aman, sehat,

dan sejahtera. Namun dalam konteks

budaya, kata ini memiliki makna

kontekstual yang dalam dan beragam

tergantung pada situasi sosial, adat,

maupun spiritual.

Analisis semantik melalui

pendekatan struktural dan

etnolingustik menunjukkan bahwa

"Horas" memiliki makna denotatif dan

konotatif yang melampaui arti

literalnya. Denotasinya merujuk pada

harapan akan keselamatan dan

kesehatan, sedangkan konotasinya

mencakup doa, restu, solidaritas

sosial, spiritualitas, serta

penghormatan terhadap nilai-nilai

luhur masyarakat Batak Toba.

Penggunaan kata ini dalam berbagai

konteks seperti pesta adat,

Downloads

Published

2025-10-01

Most read articles by the same author(s)