PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING BERBANTUAN BONEKA TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MONTONG BELAE KECAMATAN KERUAK
DOI:
https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.34018Keywords:
Paired Story Telling, hand puppet, learning outcomes, Indonesian language, elementary schoolAbstract
This study aims to analyze the effect of the Paired Storytelling learning model assisted by hand puppets on Indonesian language learning outcomes of third-grade students at Montong Belae 1 Elementary School. The background of the study is the low speaking skills and learning outcomes of students due to the dominance of the lecture method. The study used a quantitative approach with a One Group Pretest-Posttest design on 24 students. Data were collected through observation and multiple-choice tests that were tested for validity and reliability. The results showed an increase in the average score from 30.75 (pre-test) to 53.875 (post-test), with a difference of 23.125 points. The t-test yielded p < 0.01, indicating a significant effect. In addition to improving cognitive learning outcomes, this model also fosters student engagement, speaking skills, and self- confidence. Thus, paired story telling using hand puppets is effective in improving Indonesian language learning outcomes in elementary schools.Downloads
References
menyenangkan, dan bermakna, sehingga
siswa lebih termotivasi dan mampu
mencapai hasil belajar yang maksimal.
Menurut Widowati (2019: 58) boneka
tangan merupakan benda-benda yang
disenangi oleh anak-anak, maka
pemilihan boneka tangan sangatlah
cocok karena dapat menarik perhatian
siswa. Adapun Andriani (2020: 4)
berpendapat bahwa dengan media
boneka tangan guru dengan mudah
membantu siswa dalam memperhatikan
hal abstrak, pengasahan rasa,
rangsangan pada kreativitas,
menemukan pandangan, serta
menjelaskan konsep/rancangan supaya
membangkitkan kesenangan siswa
dalam pembelajaran berbicara.
Siswa juga dapat dilibatkan dalam
permainan boneka dengan ikut
memainkan boneka tangan. Hal ini berarti
boneka tangan dapat menjadi pengalih
perhatian siswa sekaligus media untuk
berekspresi atau menyatakan
perasaannya bahkan dapat mendorong
tumbuhnya fantasia tau imajinasi anak.
Adapun cara penggunaan boneka tangan
ialah dengan memasukkan kedalam
tangan dan jari dijadikan pendukung
untuk menggerakkan serta kepala
boneka. Gunanti (dalam Midyawati, 2019)
boneka tangan ini dijadikan sebagai
media atau alat bantu yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, yang
berukuran lebih besar dari boneka dan
dimasukkan kedalam tangan.
Model pembelajaran juga dikenal
sebagai kerangka konseptual yang
menggambarkan proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Model ini memberikan panduan
sistematis bagi pendidik dalam
merancang, mengelola, dan
mengevaluasi agar lebih efektif dan
efisien. Model pembelajaran yang dipilih
sebaiknya disesuaikan dengan tujuan,
materi, karakteristik siswa, dan
lingkungan belajar agar hasilnya optimal.
Istilah model pembelajaran ini sering
diartikan sebagai pendekatan
pembelajaran., didalamnya terdapat
rencana-rencana dan alur yang
digunakan sebagai petujuk dalam
memecahkan pembelajaran dikelas.
Mengingat model pembelajaran adalah
dasar untuk strategi dan metode, perlu
diketahui pengertian model pembelajaran
menurut beberapa ahli untuk mengetahu
lebih jauh, salah satunya Arends (2020)
ialah istilah model pembelajaran
mengarah pada pendekatan tertentu
terhadap intruksi yang terdiri dari tujuan,
sintaks (pola urutan atau alur),
lingkungan, dan system pengelolaan
secara keseluruhan. Intruksi yang
dimaksud adalah segala ketentuan untuk
dikerjakan, dalam hal ini adalah siswa.
Paired Story Telling dikenal sebagai
metode pembelajaran yang melibatkan
aktivitas bercerita secara berpasangan.
Dalam pendekatan ini, siswa
berpasangan untuk saling menceritakan
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.