METODE OUTDOOR LEARNING DI SEKOLAH DASAR\

Authors

  • Sissy Suhadayanti Universitas Esa Unggul
  • Harlinda Syofyan Universitas Esa Unggul

DOI:

https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.33832

Keywords:

Outdoor learning, gardening, elementary school students, PKBM

Abstract

Learning in elementary schools generally still focuses on classroom activities using monotonous lecture methods. This condition makes students less motivated and difficult to connect theory with real experiences. Therefore, alternative learning methods that are contextual, interactive, and fun are needed. One relevant approach is outdoor learning, which is learning activities outside the classroom that utilize the environment as a learning resource. Gardening was chosen as the medium because it integrates cognitive, affective, and psychomotor aspects while fostering environmental awareness. The purpose of this study was to describe the application of the outdoor learning method in gardening activities and to identify its impact on the development of elementary school students at PKBM Tunas Bangsa. The research used a descriptive qualitative approach with research subjects consisting of 1 tutor and 4 students aged 9–11 years. Data was collected through observation, interviews, and documentation. Data analysis used the Miles & Huberman model, which includes data reduction, data presentation, and conclusion drawing, and data validity was strengthened by triangulation of sources and techniques. The results of the study show that gardening activities with an outdoor learning approach make students more enthusiastic, active, and able to connect theory with real practice. This activity improves understanding of science and the environment, develops motor skills, and fosters positive character traits such as responsibility, discipline, cooperation, and concern for the environment. Thus, the outdoor learning method has proven to be an effective alternative learning strategy for elementary school students, both in formal and non-formal education contexts.

Downloads

Download data is not yet available.

References

rekreatif dan variatif, mengenal dunia

nyata yang tertanam dalam pikiran,

wahana belajar dan kerja otak lebih

luas (Rosyid et al., 2019).

Secara keseluruhan, penelitian

ini menegaskan pentingnya outdoor

learning dalam konteks pendidikan

dasar nonformal, khususnya di PKBM

yang memiliki fleksibilitas lebih besar

dibanding sekolah formal. Dengan

mengintegrasikan kegiatan

gardening, pembelajaran tidak hanya

menekankan aspek akademik, tetapi

juga memberikan pengalaman nyata

yang berkontribusi terhadap

perkembangan kognitif, sosial,

motorik, dan karakter peserta didik

(Handari et al., 2022; Pratiwi &

Syofyan, 2023).

Faktor cuaca dan lingkungan

dan keselamatan serta keamanan.

Risiko cuaca yang tidak terduga saat

tiba tiba turun hujan pada saat

kegiatan ada risikonya terpeleset atau

terjatuh maka itu perlu ada nya

pengawasan yang baik dan persiapan

alternatif kedalam kelas (Turasih et

al., 2024).

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan metode outdoor

learning melalui kegiatan gardening di

PKBM Tunas Bangsa mampu

menciptakan suasana belajar yang

aktif, menyenangkan, dan bermakna.

Peserta didik terlibat sejak tahap

persiapan hingga refleksi, sehingga

pembelajaran lebih kontekstual dan

aplikatif. Hal ini sejalan dengan

konsep student-centered learning

yang menempatkan siswa sebagai

subjek aktif, sementara tutor berperan

sebagai fasilitator (Nur et al., 2023).

Kegiatan gardening memberikan

dampak positif pada tiga aspek

perkembangan anak. Pertama, aspek

kognitif, peserta didik memahami

bagian tanaman, kebutuhan dasar,

serta proses pertumbuhan secara

nyata. Pengetahuan ini lebih mudah

dipahami karena diperoleh dari

pengalaman langsung, bukan hanya

teori di kelas (Rizkiana et al., 2023).

Kedua, aspek psikomotorik, anak

terlatih dalam kekuatan otot,

koordinasi gerak, dan keterampilan

bercocok tanam melalui aktivitas

menggali tanah, menanam, dan

menyiram (Susanto, 2024). Ketiga,

aspek afektif, peserta didik

menunjukkan antusiasme,

keberanian, kepedulian terhadap

lingkungan, serta nilai kerja sama dan

tanggung jawab. Hal ini sesuai

dengan temuan Yanti et al. (2022)

bahwa pembelajaran berbasis

lingkungan mampu membentuk

Downloads

Published

2025-09-29

Most read articles by the same author(s)