Analisis Miskonsepsi Geometri Bangun Datar dan Bangun Ruang pada Buku Matematika Tingkat SMP Sederajat

Authors

  • Fayyadhina Putri Laira Hrp Universitas Negeri Medan
  • Filza Anati Ibna Universitas Negeri Medan
  • Tessalonika Purba Universitas Negeri Medan
  • Alonso Panjaitan Universitas Negeri Medan
  • Lita Datita Saragih Universitas Negeri Medan
  • Nathan Abyansyah Universitas Negeri Medan
  • Wingston Leonard Sihombing Universitas Negeri Medan

DOI:

https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.33388

Keywords:

Miskonsepsi, Geometri, Bangun Datar, Bangun Ruang, Pembelajaran Matematika

Abstract

Penelitian ini berfokus pada kajian miskonsepsi dalam pembelajaran geometri, khususnya pada materi bangun datar dan bangun ruang di tingkat SMP. Melalui telaah buku teks matematika SMP dan padanannya, publikasi ilmiah, serta temuan penelitian terdahulu, digunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka.Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kesalahpahaman penting, seperti: (1) definisi layang-layang yang salah, yaitu didefinisikan sebagai segi empat dengan dua pasang sisi berhadapan yang sama panjang, padahal definisi yang benar adalah dua pasang sisi yang bersebelahan sama panjang; (2) klasifikasi prisma dan tabung yang salah, sehingga menimbulkan kesalahpahaman bahwa tabung merupakan bagian dari prisma; (3) pemahaman volume yang kurang, hanya sebatas menghafal rumus tanpa memperkuat dasar-dasar tentang volume; dan (4) kesalahpahaman representasi akibat penggunaan notasi matematika yang sangat tidak konsisten.Kesalahpahaman ini dapat mengganggu pemahaman siswa tentang geometri dan mempersulit mereka untuk belajar di tingkat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan, seperti pembuatan definisi yang jelas, notasi standar, penggunaan alat bantu visual, dan teknik pengajaran yang mengutamakan pemahaman konseptual. Guru dan penulis buku teks dapat memanfaatkan wawasan ini untuk membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan sukses

Downloads

Download data is not yet available.

References

sebab itu, diperlukan tindakan perbaikan dan strategi yang konkret dari penyusun buku serta guru dalam proses pembelajaran. Saran-saran di bawah ini disusun dengan tujuan meningkatkan kualitas materi, mencegah kesalahan serupa terjadi lagi, dan mendukung pembelajaran matematika yang lebih bermakna serta berfokus pada pemahaman konseptual.

1. Penyusun buku ajar Matematika untuk tingkat SMP harus melakukan peninjauan ulang terhadap definisi-definisi fundamental, terutama pada bagian geometri. Definisi yang tidak akurat, seperti yang menyangkut layang-layang, perlu segera direvisi agar sesuai dengan standar internasional, contohnya dengan mendefinisikan layang-layang sebagai sebuah segi empat yang memiliki dua pasang sisi yang berdekatan dan sama panjang. Penting untuk memiliki definisi yang jelas, tegas, dan konsisten karena hal ini menjadi dasar bagi siswa dalam mengenali karakteristik unik dari berbagai bangun datar. Selain itu, saat mengajarkan konsep volume, tidak cukup hanya menyebutkan rumus V=L×t, tetapi juga harus disertai penjelasan yang mendalam mengenai apa itu volume sebagai ukuran kapasitas bangun ruang. Dengan cara ini, siswa akan mengerti bahwa rumus bukan sekadar sesuatu yang perlu diingat, tetapi merupakan hasil dari pemikiran logis tentang konsep yang lebih dasar.

2. Salah satu penyebab kebingungan bagi siswa adalah ketidaksesuaian penggunaan notasi dalam buku. Oleh sebab itu, penulis materi harus menetapkan standar notasi yang konsisten di seluruh bab, contohnya dengan membedakan secara jelas huruf L (luas) dan l (panjang sisi) untuk menghindari kesalahpahaman representasional. Keselarasan notasi sangat penting karena simbol-simbol dalam matematika berfungsi sebagai representasi formal dari suatu konsep, bukan hanya sekadar

Downloads

Published

2025-09-11

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2