MINIMNYA MINAT LULUSAN SMP/MTs TERHADAP PENDIDIKAN VOKASIONAL (SMK) DI INDONESIA: ANALISIS FAKTOR DAN REKOMENDASI STRATEGIS
DOI:
https://doi.org/10.23969/jp.v10i02.27024Keywords:
pendidikan vokasional (SMK), analisis faktor, rekomendasi strategisAbstract
BSTRACT Vocational education (SMK) has a strategic role in preparing human resources ready for work. Indonesia has targeted an increase in the proportion of vocational high school students in order to prepare a productive workforce and reduce the unemployment rate of secondary education graduates (Kemdikbud, 2020). However, in reality, the number of junior high school/MTs graduates who choose to continue to vocational high schools is still lower than those who continue to high schools or MA (BPS, 2023). The results of a mini-research conducted by researchers on grade IX students of SMP 1 Dawe Kudus in the 2024/2025 academic year through a questionnaire in the form of a Google form regarding the choice of further studies to SMA/SMK/MA/Islamic Boarding Schools, also showed that SMA is still more popular with students. Of the 206 students, 143 students chose SMA, 54 students chose SMK, 3 students chose MA, and 6 students did not continue their studies. This article examines the factors that cause low interest in vocational high schools and provides strategic recommendations to increase participation in vocational education. Through literature study and data analysis, it was found that negative public perception of vocational schools, disparities in quality between vocational schools, and weak links to the world of work are the main obstacles. It is necessary to transform the image of vocational schools, revitalize the curriculum, and increase synergy with industry to attract more students to vocational education. Keywords: vocational education (vocational school), factor analysis, strategic recommendations. ABSTRAK Pendidikan vokasional (SMK) memiliki peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia siap kerja. Indonesia telah menargetkan peningkatan proporsi siswa SMK dalam rangka menyiapkan tenaga kerja produktif dan mengurangi angka pengangguran lulusan pendidikan menengah (Kemdikbud, 2020). Namun kenyataannya, jumlah siswa lulusan SMP/MTs yang memilih melanjutkan ke SMK masih lebih rendah dibandingkan yang melanjutkan ke SMA atau MA (BPS, 2023). Hasil mini riset yang dilakukan peneliti pada siswa kelas IX SMP 1 Dawe Kudus TA 2024/2025 melalui angket dalam bentuk google form tentang pemilihan studi lanjut ke SMA/SMK/MA/Pondok Pesantren, juga menunjukkan SMA masih lebih diminati oleh siswa. Dari 206 siswa terdapat 143 siswa memilih SMA, 54 siswa memilih SMK, 3 siswa memilih MA, dan 6 siswa tidak melanjutkan studi. Artikel ini mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat terhadap SMK dan memberikan rekomendasi strategis untuk meningkatkan partisipasi pendidikan vokasional. Melalui studi literatur dan analisis data, ditemukan bahwa persepsi negatif masyarakat terhadap SMK, ketimpangan mutu antar SMK, dan lemahnya keterkaitan dengan dunia kerja menjadi hambatan utama. Perlu transformasi citra SMK, revitalisasi kurikulum, dan peningkatan sinergi dengan industri untuk menarik lebih banyak siswa ke pendidikan vokasional. Kata kunci: pendidikan vokasional (SMK), analisis faktor, rekomendasi strategis.Downloads
References
Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik pendidikan Indonesia. BPS.
Direktorat SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Profil SMK di Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hasan, M., & Azis, F. (2019). Kualitas pendidikan SMK dan tantangan revolusi industri 4.0. Jurnal Pendidikan dan Teknologi, 7(2), 105–115.
Kemendikbud. (2022). Peta jalan pendidikan Indonesia 2020–2035. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Revitalisasi SMK untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). (2015). Education in Indonesia: Rising to the challenge. OECD Publishing.
Rahmawati, L. (2021). Persepsi siswa terhadap Sekolah Menengah Kejuruan di Kota X. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 26(2), 112–120.
Setiawan, D. (2021). Evaluasi sarana dan prasarana SMK dalam mendukung pembelajaran praktik. Jurnal Vokasi dan Teknologi, 4(1), 45–58.
Supriatna, A. (2020). Peran guru BK dalam pengembangan karier siswa SMK. Jurnal Konseling dan Psikologi Pendidikan, 8(1), 55–66.
Trisnawati, R., & Fitriani, N. (2021). Pengaruh layanan informasi karier terhadap kesiapan kerja siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasional, 5(2), 122–131.
World Bank. (2018). Skills for the future: Capturing the potential of the Indonesian workforce. World Bank Group.
World Bank. (2020). Skills development in Indonesia: Trends and challenges. World Bank Group.
Yuliana, S. (2022). Peran guru BK dalam bimbingan karier bagi siswa SMP. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia, 7(1), 45–53.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.