BUDAYA FLEXING DI MEDIA SOSIAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MENTALITAS MASYARAKAT MUSLIM: PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN PSIKOLOGI SOSIAL

Authors

  • Mala Hayati Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir Universitas Nurul Jadid
  • Luthviyah Romziana Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir Universitas Nurul Jadid

DOI:

https://doi.org/10.23969/jp.v10i02.25280

Keywords:

Al-Qur’an, Flexing, Media Sosial, Mentalitas Muslim, Psikologi Sosial

Abstract

Di era digital seperti sekarang ini, media sosial dapat membawa banyak perubahan yang sangat cepat sehingga dapat menggeser nilai-nilai budaya yang sudah ada. Budaya flexing membawa tantangan besar terhadap umat Muslim yang mengikuti ajaran  Al-Qur'an, yaitu untuk menjauhi sikap riya’, ujub, sombong. Tujuan penelitian ini, menganalisis pengertian budaya flexing perspektif Al-Qur’an dan psikologi sosial, dan mengkaji dampak budaya flexing di media sosial terhadap mentalitas masyarakat Muslim, serta mengeksplorasi solusi fenomena budaya flexing menurut Al-Qur’an dan pemikiran Ibnu Sina. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan kepustakaan (library research). Data yang digunakan berupa kitab tafsir, buku, jurnal ilmiah, dan artikel tentang fenomena flexing, psikologi sosial, dan pemikiran Ibnu Sina. Teknik analisis data yang diterapkan adalah analisis isi (content analysis). Hasil penelitian yaitu fenomena flexing dalam Al-Qur’an dapat dikaitkan dengan konsep seperti riya' (pamer) dalam QS. An-Nisa’: 38, ‘ujub (membanggakan diri) dalam QS. Al-Hadid: 23, takabbur (kesombongan) dalam QS. Fusshilat:15, dan hubbud dunya (cinta dunia) dalam QS. Al-Hadid:20. Menurut Ibnu Sina, flexing yaitu fenomena dimana seseorang memamerkan kekayaan, pencapaian, atau gaya hidup secara berlebihan untuk mendapatkan pengakuan atau validasi dari orang lain. Dampak budaya flexing yaitu pada individu, flexing merusak akhlak dan spiritualitas, mendorong konsumerisme dan pencarian validasi eksternal. Secara sosial, flexing memperparah ketimpangan, materialisme, dan persaingan tidak sehat. Secara psikologis, flexing memicu FOMO, kecemasan, dan ketidakpuasan. Serta solusi al-Quran yaitu mengedepankan nilai-nilai zuhud (kesederhanaan dan kepuasan hati) dan tawadhu' (kerendahan hati). Sedangkan solusi menurut Ibnu Sina pengendalian temperamen melalui meditasi, mengejar kebahagiaan sejati dengan pengembangan diri, menggunakan akal untuk menganalisis perilaku, dan mencari hikmah dari pengalaman.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustin, V. A. (2024). Fenomena Ootd Flexing Dalam Media Sosial: Tinjauan Al-Qur’an Dengan Pendekatan Double Movement Skripsi (pp. 8–9).

Arroisi, J., Ardi, R., & Rifa, N. (2020). Psikologi Islam Ibnu Sina ( Studi Analisis Kritis Tentang Konsep Jiwa Perspektif Ibnu Sina ). Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains, 2, 200.

Comission, E. (2016). Fenomena Flexing Perspektif Al-Qur’an Dalam Kisah Qarun dan Fir’aun. 4(1), 1–23.

Hafiun, M. (2023). Penyakit-Penyakit Hati.

Hamka, P. D. (1989a). Tafsir Al-Azhar. In Pustaka Nasional PTE LTD Singapura (Vol. 53, Issue 9, pp. 1689–1699).

Hamka, P. D. (1989b). Tafsir Al-Azhar jILID 8 (pp. 6437–6438).

Hamka, P. D. (1989c). Tafsir Al-Azhar Jilid 9 (pp. 7184–7186).

Juma’iyah Nur Wahidah, K. (2023). Fenomena Flexing di Medsos : Dampaknya pada Hubungan Sosial Dan Ekonomi (pp. 31–32).

Manurung, W. (2023). Fenomena Flexing Di Media Sosial Dalam Kontekstualisasi Hadis Ancaman Memamerkan Pakaian (Studi Ma’aniy al -Hadits ). Skripsi, 099, 55.

Masruri, A. (2024). Ayat-Ayat Flexing Dan Kontekstualisasinya Dalam Kajian Psikologi : Sebuah Pendekatan Terhadap Fenomena Pamer Dalam Media Sosial. MUMTAZ Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Keislaman, 8(02), 165–181.

Nuzula, L. J. F. (2024). AL-AFKAR : Journal for Islamic Studies Membentuk Pribadi Unggul Dalam Al- Qur ’ an Kajian Epistemologi Tafsir Sufistik Sahl Al-Tustari. Al-AFKAR: Journal For Islamic Studies, 7(3), 310–326. https://doi.org/10.31943/afkarjournal.v7i3.1081.Forming

Nurhayat, Ety, R. D. N. (2022). Flexing: Perilaku Pamer Kekayaan di Media Sosial dan Kaitannya dengan Self-Esteem (pp. 370–371).

Pajevic, Ahmed; Pajevic, Izet; Hasanovic, Mevluddin; Jackovljevic, M. (2021). (Avicenna) - a Unique Scientific and. 33(1), 64–73.

Pokhrel, S. (2024). Pengaruh Fenomena Flexing Dan Fear Of Missing Out (Fomo) Terhadap Sikap Investasi Mahasiswa Dengan Aspek Prudential Sebagai Variabel Moderasi Ditinjau Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Αγαη, 15(1), 37–48.

Rahil, F. B., Amrulloh, M., & Saputra, A. (2024). Etika Rendah Hati Dalam Al-Qur’an (Studi Penafsiran Ayat-Ayat Tawadhu’ Dalam Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur). El-Wasathy: Journal of Islamic Studies, 2(1), 1–17. https://doi.org/10.61693/elwasathy.vol21.2024.1-17

Roida Pakpahan, D. Y. (2023). Analysis Of The Influence Of Flexing In Social Media On Community Life (pp. 174–175).

Romziana, L. (2023). Kajian Terhadap Metodologi Penafsiran al-Quran Dalam Tafsir Mujaz Karya Roem Rowi. Mafhum, 8(2), 1–11.

Shelemo, A. A. (2023). Fenomena Flexing di Media Sosial Perspektif Al-Qur’an (Studi Analisis Qs. Al-Baqarah/2: 264. In Nucl. Phys. (Vol. 13, Issue 1).

Shuhari, M. H., Wok Zin, E. I. E., al-Shafi’i, M. M. deen O., Musa, R., Zin, S. A. M., & S.H.S, O. (2019). An ethical aspect of character building: Ibn sina’s perspective. Journal of Legal, Ethical and Regulatory Issues, 22(Special Issue 1), 1–5.

Triana, R. (2017). Zuhud Dalam Al-Quran. Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 2(03), 57–90. https://doi.org/10.30868/at.v2i03.195

Ushuluddin, F., & Humaniora, A. D. A. N. (2020). Konsep Zuhud Dalam Al- Qur ’ An ( Studi Komparasi Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Misbah ) SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama ( S . Ag ) Fakultas Ushuluddin , Adab .

Usrah, K. (2023). Fenomena Flexing di Media Sosial dalam Pandangan Al-Qur’an. 1–87.

Downloads

Published

2025-05-23