RITUAL BESANGI: PERSPEKTIF MASYARAKAT SASAK DAN PANDANGAN ISLAM

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pandangan terhadap praktik budaya Ritual Besangi dari sudut pandang masyarakat Sasak dan Islam. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masyarakat yang mengaku monoteisme absolut, namun mereka juga menganut keyakinan tertentu tentang ziarah kubur atau Ziarah dan Pohon Harapon. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data dari masyarakat yang ditentukan melalui simple random sampling. Teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik budaya besangi hanya dilakukan oleh individu dengan maksud atau kebutuhan tertentu saja karena budaya ini masih melekat pada sebagian kecil masyarakat sehingga menimbulkan kesalahpahaman dalam keyakinan atau tauhid terhadap Allah SWT. Perspektif masyarakat terhadap praktik budaya besangi beragam, sebagian besar responden memandang negatif atau mengkategorikannya sebagai kegiatan yang menyimpang dari ajaran Islam, sedangkan sebagian kecil menilai sebagai praktik positif karena sudah menjadi tradisi yang sudah berlangsung sejak lama. Dalam perspektif Islam, penggunaan perantara seperti pohon atau kuburan orang suci dianggap bertentangan dengan akidah karena dianggap sebagai bentuk kesyirikan. Hal ini dapat menyebabkan mereka dianggap melakukan perbuatan syirik. Implikasi penelitian ini dapat dijadikan inisiasi untuk meningkatkan kesadaran pendidikan agama dan pendekatan budaya dalam dakwah untuk mengamalkan ajaran Islam yang benar sesuai dengan Al-Qur'an dan hadis. Kata Kunci: Ritual Besangi, Pandangan Islam,Pandangan Masyarakat, Ziarah Kubur, Tauhid.