Representasi Budaya Dayak Ngaju Kaharingan dalam Ritual Tawur di Kalimantan Tengah

Penulis

  • Valiana Sashita Program Studi Magister Lingusitik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
  • Sailal Arimi Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.23969/literasi.v14i1.11347

Kata Kunci:

tuturan Tawur, masyarakat Dayak Kaharingan, upacara Bayar Hajat, kepercayaan

Abstrak

Artikel ini berupaya untuk mengungkap urutan peristiwa tuturan Tawur dalam upacara Bayar Hajat, makna, dan fungsi yang terkandung dalam tuturan Tawur sebagai bentuk budaya masyarakat Dayak Kaharingan di Kalimantan Tengah. Sumber data dalam artikel ini bersumber dari teks mantra Tawur. Metode penelitian ini menggunakan metode etnografi dan studi pustaka. Hasil analisis data yang diperoleh mengungkap bahwa keyakinan masyarakat Dayak Kaharingan terhadap eksistensi dari Ranying Hattala Langit (Tuhan), Sangiang, dan roh beras yang tercermin dalam tuturan Tawur. Di samping itu, hasil analisis juga mengungkap sejumlah makna yang tersirat dalam tuturan Tawur yang meliputi, makna Tuhan sebagai Sang Pencipta, makna permohonan, makna keberadaan roh beras dan Sangiang, makna penghormatan, dan makna kebersamaan. Terakhir, tuturan Tawur juga menyelipkan dua fungsi bahasa, yaitu fungsi emotif dan fungsi konatif. Ketika dihubungkaitkan antara makna dan fungsi yang terdapat dalam tuturan Tawur, yakni sebagai bentuk untuk menciptakan keseimbangan, keharmonisan, dan keselamatan dunia bagi umat manusia.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Dhavamony, Mariasusai. (1995). Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Frawley, W. (1992). Linguistics Semantic. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Rlbaum Associates Publisher.

Friedman, J. (1994). Cultural identity and global process. Cultural Identity and Global Process, 1-288.

Hall, S. (Ed.). (1997). Representation: Cultural representations and signifying practices (Vol. 2). Sage.

Hall, S. (2015). Cultural Identity and Diaspora. In Colonial discourse and post-colonial theory (pp. 392-403). Routledge.

Koentjaraningrat, M., & di Indonesia, K. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi, Cet. 8. Jakarta: Rineka Cipta.

Maunati, Y. (2004). Identitas Dayak: Komodifikasi dan Politik Kebudayaan. Yogyakarta: LKiS.

Pals. Daniel. (2006). Dekonstruksi Kebenaran: Kritik Tujuh Teori Agama. Yogyakarta: IRCiSoD.

Pujileksono, S. (2015). Metode Penelitian Komunikasi: Kualitatif. Malang: Kelompok Intrans Publishing.

Purwadi. (2005). Upacara Tradisional Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riwut, N. (2003). Menyelami Kekayaan Leluhur. Palangka Raya: PUSAKALIMA.

Rutherford, J. (1990). Identity: community, culture, difference. Lawrence & Wishart.

Situmorang, S. (2004). Toba Na Sae; Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII-XX. Jakarta: Komunitas Bambu.

Spradley, J. P. (1979). The Ethnographic Interview. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Tri Prasetya, J. (2004). Ilmu Budaya Dasar (Lengkap). PT. Rineka Cipta: Jakarta.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-01-13