Sapaan sebagai Ungkapan Fatis pada Masyarakat Sunda

Penulis

  • Zahra Zhafira Ramadhyanti Universitas Gadjah Mada
  • Sailal Arimi Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.23969/literasi.v14i1.10098

Abstrak

Indonesia adalah negara dengan beragam budaya. Cara seseorang menggunakan bahasa dapat mencerminkan nilai budaya. Bahasa memiliki fungsi tertentu, salah satunya adalah fungsi fatis. Bentuk fatis digunakan untuk menjaga ikatan sosial antara penutur dan mitra tutur. Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang memiliki bentuk-bentuk fatis, salah satunya adalah melalui penggunaan sapaan. Dalam melakukan pengumpulan data, observasi dilakukan untuk menemukan data secara natural dalam bentuk-bentuk sapaan yang digunakan oleh penutur berusia remaja hingga dewasa di Kota Bandung, Jawa Barat. Survei melalui kuesioner juga dilakukan untuk memvalidasi data yang diperoleh melalui hasil observasi. Berdasarkan analisis dan pembahasan, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan fungsional di dalam penggunaan sapaan sebagai ungkapan fatis di dalam ranah persahabatan, keluarga, dan umum yang dianalisis berdasarkan perspektif usia. Penggunaan sapaan sebagai ungkapan fatis mencerminkan budaya masyarakat Sunda yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan. Kata Kunci: Sapaan, Ungkapan fatis, Masyarakat Sunda, Bahasa Sunda.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Al-S Al-Shboul. Y., Maros. M., & Yasin. M.S.M. (2012). An intercultural study of refusal strategies in English between Jordanian EFL and Malay ESL postgraduate students. The Southeast Asian Journal of English Language Studies, 18 (3), 29-39.

Arimi, S. (1998). Basa-basi dalam Masyarakat Indonesia. Thesis (unpublished). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Brown. A., & Gilman. (1968). ‘The Pronouns of Power and Solidarity’, in T. A. Sebeok (ed.), Style in Language. MIT Press, 253-76.

Brown, P. & Levinson, S. (1987). Politeness: Some Universal in Language Usage. Cambridge University Press.

Decapua, A. & Dunham, J.F. (2007). The pragmatics of advice giving: Cross- cultural perspective. Intercultural Pragmatics, 4(3), 319-342. doi: 10.1515/IP.2007.016

Halliday, M.A.K. (1973). Exploration in Function of Language. London: Edward Arnold.

Malinowski. B. (1923). The Problem of Meaning in Primitive Languages. In C. K. Ogden, & I. A.

Richards (Eds.), The Meaning of Meaning (pp. 296-336).

Tsai, M.-H., & Kinginger, C. (2014). Giving and receiving advice in computer-mediated peer response activities. CALICO Journal, 32(1), 82-112. https://doi.org/10.1558/calico.v32i1.25959.

Yamada. (1997). Different Games, Different Rules: Why Americans and Japanese Misunderstand Each Other, The Journal of Japanese Studies, 25(1). 220-225. https://doi.org/10.2307/133379.

Wardhaugh, R. (1992). An Introduction to Sociolinguistics (2nd Ed.). Oxford, United Kingdom:

Blackwell Publisher. Wardhaugh, R. (2006). An introduction to sociolinguistics (5th Ed). Ontario, Canada: Wiley-Blackwell.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-01-02