Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa

Authors

  • Sri Maryatuti SMA Negeri 20 Bandung

DOI:

https://doi.org/10.23969/pjme.v7i2.2714

Keywords:

: Instruksi Langsung, Kemandirian Belajar Siswa, Pembelajaran Berbasis Masalah

Abstract

Pandangan mengenai hasil belajar matematika yang sulit setelah siswa mendapatkan hasil yang selalu lebih rendah daripada mata pelajaran lain, karena kurangnya kemampuan siswa dalam matematika, minat, motivasi, kemampuan dasar, dan kemampuan kognitif, pendidik dan model pembelajaran dalam mengajar. Tujuan pembelajaran matematika untuk siswa adalah agar siswa memiliki kemampuan atau keterampilan dalam pemecahan masalah untuk mengasah pemikiran yang cermat, logis, analitis, kritis, dan kreatif. Implementasi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat mengurangi masalah di atas. Pembelajaran, pembelajaran berbasis masalah, melalui tahapan metode ilmiah dapat meningkatkan kemandirian belajar matematis siswa, ditunjukkan dengan skor rata-rata siswa normal memperoleh lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan pembelajaran langsung (konvensional). Hasil uji statistik menunjukkan nilai sig (2-tailed) 0,006 <0,05, yang berarti bahwa kemampuan pembelajaran pemecahan masalah matematika dan Pembelajaran Berbasis Masalah lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Zhitung = 6.601 dan nilai Asymp. Sig (2-tailed) = 0,00 <α = 0,05, yang berarti ada perbedaan yang signifikansi untuk kelas eksperimen setelah menerima perlakuan pembelajaran berbasis masalah dalam kemandirian studinya menjadi lebih baik.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, M. F. N. L. dan Iannone, P. (2010). Analysis of Classroom Interaction From The Combined View of Self-regulating Strategies and Discourse Analysis: What Can We Do?. Proceedings of The British Congress for Mathematics Education.30(1).1-8.

Akinsola, M. K. dan Olowojaiye, F. B. Teacher Instructional Methods and Student Attitudes Towards Mathematics. International Electronic Journal of Mathematics Education. 3(1). 60-73.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cai, J., Lane, S. & Jakabcsin, M.M. (1996). The Role of Open-Ended Task and Holistic Scoring Rubrics: Asessing Students Mathematical Reasoning and Communication. In P.C Elliott and M.J Kenney (Eds). 1996 Yearbook Communication in Mathematical, K-12 and Beyond. USA: NCTM.

Depdiknas. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Franks, D. dan Jarvis, D. (2009). Communication in the Secondary Mathematics Classroom Exploring New Ideas. [online]. Tersedia: http://www.learner.org.

Hake, R. R. (1999). Interactive Engagement Versus Traditional Method: A Six Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Course.American Journal Physics. 66. 64-74.

Hidayat, E. (2011). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik dan Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.

Isoda, at all. (2003). The Study of Mathematics Communication on Internet with Palmtop Computer.(paper 260). [Online]. Tersedia: http//www.math.uoc.gr/~ictm2

Izzati, N. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Peserta didik SMP melalui Pendekatan Pendidikan Matematika. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.

Juandi, D. (2006). Meningkatkan daya matematik mahasiswa calon guru matematika melalui pembelajaran berbasis masalah. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.

Koohang, A. (2004). A Study of users’ perceptions toward e-learning courseware usability. International Journal on E-Learning, 3(2), 10-17.

Koohang, A., Riley, L. & Smith, T. (2009). E-Learning and Constructivism: From Theory to Application. Interdisciplinary Journal of E-Learning and Learning Objects. 5, 91-109.

Meltzer, D. E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score.Am. J. Phys. 70(12). American Association of Physics Teacher.

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standars for School Matematics. Reston: NCTM, Inc.

_________. (2003). Principles and Standars for School Matematics. Reston:NCTM, Inc.

Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.Bandung : Tarsito.

_________. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.

Rosenberg, M.J. (2001). Building Successful Online Learning in Your Organization E-learning Strategies for Delivering Knowledge in TheDigitalAge. New York: McGraw Hill.

Sfard, A. (2001). There is More to Discourse Than Meets The Ears: Looking at Thinking as Communicating to Learn More About Mathematical Learning. Educational Studies in Mathematics. 46. 13-57.

Siemens, G. (2004). Categories of E-Learning. [Online]. Tersedia: http://www.elearnspace.org/articles/elearningcategories.htm

Sloman, M. (2002). The E-learning Revolution How Technology is Driving a New Training Paradigm. New York: American Management Association (AMACOM).

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI.

Sulaeman, M. S. (2010). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan.

Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematis untuk Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian FMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

_________. (2010).Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Tersedia: http://math.sps.upi.edu/wp-content/uploads/2010/02/KEMANDIRIAN-BELAJAR-MAT-Des-06-new.pdf (27 Nopember 2012).

Supriadi, D. (2002). Internet Masuk Sekolah: Pemberdayaan Guru dan Mahapeserta didik dalam Era sekolah Berbasis E-learning. Makalah pada Seminar Implementasi E-learning untuk Sekolah Menengah, PT Telkom Bandung.

Tandiling, E. (2011). Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Serta Kemandirian Belajar Peserta didik Sekolah Menengah Atas melalui Strategi PQ4R dan Bacaan Refutation Text. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan.

Thompson, et al. (2000). Perspective in Quality online Education. [Online]. Tersedia: http://www.sloan-c.org/publications/view/v2n7/pdf

Yaniawati, P. (2006). Implementasi E-learning dalam Upaya Mengembangkan Daya Matematik (Mathematical Power) Mahapeserta didik Calon Guru. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan.

________. (2010). E-learning Alternatif Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Arfino Raya.

Yeager, A. Dan Yeager, R. (2008). Teaching Through The Mathematical Processes [online]. Tersedia: gains-camppp.wikispaces.com. (17 Juli 2011).

Yusuf, P. M. (2010). Komunikasi Intruksional Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Zimmerman, B. J. (1990). Self-Regulated Learning and Academic Achievement: An Overview. Journal of Education Psychology. 25. (I). 3-17.

Downloads

Published

2017-11-30