MERANCANG MODEL PENJADWALAN KONSTRUKSI MULTI BENDING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN POLA ALIRAN PROSES JOB SHOP UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN

Authors

  • Rinto Yusriski Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Ragil Pardiyono Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung
  • Sinta Rahmawati Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Lia Nur Atika Universitas Jenderal Achmad Yani

DOI:

https://doi.org/10.23969/infomatek.v22i2.3353

Keywords:

Job Shop, Makespan, Shortest Processing Time, Lot Splitting

Abstract

PT XYZ merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang mebel seperti meja, rak dan kursi. Karakteristik pekerjaan yang diproses perusahaan adalah terdapat sejumlah pekerjaan yang harus dikerjakan pada mesin-mesin dengan routing yang berbeda-beda (memiliki aliran proses job shop) dan setiap pekerjaan terdiri atas satu atau lebih unit permintaan. Hasil studi awal menunjukkan bahwa terdapat masalah pada Departemen produksi bagian konstruksi multi bending yaitu tidak tercapainya target produksi harian (tercapai sebesar 77%). Berdasarkan hasil pengecekan kapasitas menunjukkan bahwa kapasitas tersedia sebesar 22.080 menit, sementara waktu yang diperlukan adalah 5.472 menit. Dengan demikian, target produksi seharusnya dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Studi awal menyimpulkan bahwa metoda penjadwalan perusahaan perlu diperbaiki. Perusahaan mengadopsi teknik penjadwalan dengan aturan prioritas First-Come-First-Serve (FCFS), yaitu prioritas pengerjaan job diurutkan berdasarkan saat kedatangan job ke lantai produksi. Analisa awal menunjukkan bahwa keterlambatan ini disebabkan oleh pengiriman pekerjaan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang dilakukan setelah seluruh komponen pekerjaan tersebut diselesaikan. Hal ini mengakibatkan makespan yang panjang sehingga beberapa pekerjaan selesai melampaui saat tenggat (due date). Pada sistem nyata diketahui bahwa stasiun kerja memiliki jumlah mesin lebih dari satu sehingga memungkinkan job untuk dijadwalkan pada mesin-mesin tersebut secera paralel. Selain itu, komponen-komponen dari job yang telah selesai bisa saja dikirimkan pada mesin selanjutnya (operation overlapping) sesuai routing tanpa harus menunggu seluruh komponen selesai. Hal ini membutuhkan penentuan besar ukuran lot yang harus ditransfer antar mesin. Penelitian ini mengusulkan metode penjadwalan dengan menggunakan prioritas Shortest Processing Time (SPT) yang digkombinasikan dengan teknik lot splitting. Asumsi yang digunakan adalah seluruh job sudah tersedia dari saat t=0. Hasil dari penjadwalan usulan ini mempunyai hasil yang lebih baik dalam mengurangi makespan sebesar 20,7% dan meningkatkan utilitas mesin sebesar 8%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Heizer dan Render. 2014. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat

Puspawardhani, Gianti dan Yusriski, Rinto. 2017. Penggunaan Aturan Prioritas Dalam Penjadwalan Perakitan dan Pemesinan Untuk Mengurangi Makespan. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jenderal Achmad Yani (SNIJA)

Baker, K.R.1974. Introduction to Sequencing and Scheduling. Wiley & Sons, New York

Condotta, A., Knust, S. dan Shakhlevich, N.V., 2010, Parallel Batch Scheduling of Equal Length Jobs with Release and Due Dates. J Sched, 13, 463–477.

Yusriski, R., Halim, A., 2009, Penjadwalan Batch Pada Sistem Perakitan Dua Tahap Untuk Meminimasi Total Actuall Flow Time, Yogyakarta: Artikel dari APCOMS 2009: The 2nd Asia-Pasific Conference on Manufacturing System: Reconfigurable Manufacturing System for Facing Turbulent Manufacturing Environment.

Low, C., Hsu, C. M., & Huang, K. I. (2004). Benefits of lot splitting in job-shop scheduling. The International Journal of Advanced Manufacturing Technology, 24(9-10), 773-780.

Baker, K.R. & Trietsch, D., 2009. Principles Of Sequencing And Scheduling, New Jersey: John Wiley & Sons.

Published

2020-11-25