MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN MATAHARI PADA PAGI, SIANG DAN SORE HARI MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS II SDN JATIRAHAYU VIII, PONDOK MELATI

Authors

  • Dedeh Kurniati SMA

DOI:

https://doi.org/10.23969/biosfer.v5i2.3462

Keywords:

improve, learning outcome, Science, identify, appearance of the sun, inquiry

Abstract

Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang menarik, menantang dan menyenangkan. Penggunaan metode pembelajaran yang hanya dengan metode ceramah cenderung membosankan dan kurang menarik karena cenderung berjalan satu arah tanpa melibatkan siswa secara aktif. Akibatnya hasil belajar hanya rata-rata 60, masih dibawah KKM pelajaran IPA (67). Seluruh potensi siswa juga tidak dapat berkembang secara maksimal dengan penggunaan metode pembelajaran tidak sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memberikan perumusan masalah sebagai berikut : Apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Jatirahayu VIII, Pondok Melati dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam? Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui apakah metode inkuiri dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ilmu pengetahuan alam. 2) Untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam lebih menyenangkan bagi peserta didik. 3) Untuk mengetahui apakah metode inkuiri dapat menciptakan situasi yang kondusif sehingga mendorong peserta didik lebih berprestasi /mendapat hasil belajar yang maksimal. Kesimpulan, setelah diadakan PTK : 1) Metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA kompetensi mengidentifikasi kenampakan matahari pada pagi, siang dan sore hari pada peserta didik kelas II.3 SDN Jatirahayu VIII, Pondok Melati. Hal ini terbukti dari nilai hasil belajar IPA peserta didik kelas II.3 yang meningkat pada tiap siklusnya (Siklus I = 60,3 Siklus II = 81,14). Pada siklus II memperoleh nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi dari nilai KKM mata pelajaran IPA (67) dan termasuk kriteria sangat baik. 2) Metode inkuiri sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik kelas II.3 SDN Jatirahayu VIII yang energik dan aktif. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata aktivitas peserta didik yang meningkat pada tiap siklusnya (Siklus I = 57,69, Siklus II = 71,60). Pada Siklus II diperoleh nilai rata-rata aktivitas peserta didik yang tinggi dan termasuk kriteria baik.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dahlan, M D, dkk, 1990, Model-model Mengajar (Beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar), Bandung : CV Diponogoro.

Depdikbud, 2003, Pedoman Kegiaytan Belajar MengajarMengajar Bahasa Inggris Sekolah Menengah Umum.

Dirjen PMPTK, 2008, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Depdiknas.

Hasbullah, 2006, Otonomi Pendidikan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Joyce Bruce. Et al. 2000. Models of Teaching. 6thEd. Allyn & Bacon: London.

Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2004.

Lubis, 2004, tentang Interaksi Guru dan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar.

Martinis Yamin, 2006, Profesionalisasi , Kurikulum Berbasis Gurudan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Gaung PersadaPress, Jakarta.

Mc, Ashan, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Mc Graw - Hill Book Company.

Mulyasa, 2002, Manajemen Berbasis Sekolah. PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Uno, B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

W.S Winkel, 2001, Psikologi Pengajaran, PT. Grafindo, Jakarta.

Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Downloads

Published

2020-12-31