STRATEGI OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBER AIR BANTAR AWI SUNGAI CIKAPUNDUNG TERHADAP INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM DAGO PAKAR

Authors

  • Evi Afiatun Fakultas Teknik - Universitas Pasundan
  • Sri Wahyuni Fakultas Teknik - Universitas Pasundan
  • Styvani Merinda Fakultas Teknik - Universitas Pasundan

DOI:

https://doi.org/10.23969/jcbeem.v2i2.1457

Keywords:

air baku, air bersih, evaluasi, kinerja, prasedimentasi, kekeruhan, bakumutu

Abstract

Cikapundung merupakan salah satu sungai yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung sebagai sumber air baku. Penurunan kualitas air yang terjadi di Sungai Cikapundung merupakan salah satu alasan mengapa perlu untuk mengevaluasi kinerja Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Dago Pakar . Tingginya tingkat pencemaran pada sumber air baku ini disebabkan oleh masih banyaknya warga masyarakat yang membuang sampah dan kotoran hewan ternak ke sungai juga erosi. Dengan kondisi tersebut IPAM Dago Pakar mencoba untuk mengolah air baku ini agar dapat menghasilkan air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat dan sesuai dengan standar yang berlaku yaitu Peraturan Menteri 492/MENKES/PER/IV/2010. Metoda penelitian dilakukan dengan cara menghitung rata-rata debit dari BBWS dan IPAM Dago Pakar, mengevaluasi kinerja IPAM berdasarkan evaluasi pada air hasil olahan yang dihasilkan serta evaluasi terhadap kriteria desain bangunan unit pengolahan. Berdasarkan observasi dan studi pustaka, dapat disimpulkan antara lain IPAM Dago Pakar memiliki satu (1) seri pengolahan air lengkap, yang terdiri dari intake, pra-sedimentasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksidan reservoir, (2) total kapasitas IPAM Dago Pakar adalah sebesar 600 L/detik, (3) pada musim penghujan, proses backwash bisa dilakukan hingga 3-5× 1 hari/unit untuk itu disarankan pihak PDAM membangun sebuah bak penampungan air hasil backwash agar dapat dipompakan kembali ke unit koagulasi untuk diolah kembali, (4) berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, sumber air baku (sungai Cikapundung, Bantar Awi) masih memenuhi standar kualitas air baku untuk air minum, Peraturan Pemerintah No. 82, 2001 meskipun terdapat beberapa parameter yang terkadang tidak memenuhi baku mutu salah satunya adalah residu tersuspensi, namun setelah melewati proses pengolahan air yang diproduksi sudah memenuhi baku mutu, (5) berdasarkan kesesuaian pada criteria desain, maka bak prasedimentasi membutuhkan penambahan waktu detensi dan pelebaran agar kinerja unit prasedimentasi ini bisa lebih dioptimalkan dalam mengatasi fluktuasi ke keruhan air baku pada saat musim penghujan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anggraini, F. D., Samadi, & Warnadi. (Sept 2013). Pengaruh Pertumbuhan Penduduk terhadap Kebutuhan Air Bersih di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Pulau Seribu Utara, Provinsi DKI Jakarta. SPATIAL Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 12 No. 2 , 25-30.

Oktaviasari, S. A., & Mashuri, M. (2016). Optimasi Parameter Proses Jar TestMenggunakan Metode Taguchidengan Pendekatan PCR-TOPSIS (Studi Kasus: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya). Jurnal Sains dan Seni , Vol. 5 No. 2: 2337-3520.

Downloads

Published

2019-03-04